Sunday, April 14, 2013

Immersion Program SMPN 115 Jakarta, The Phillipines-Singapore

Beberapa minggu yang lalu,sekolah saya saat ini,SMPN 115 Jakarta, mengadakan acara Immersion Program atau Pertukaran Pelajar dengan murid-murid dari Filipina dan Singapura. Alhamdullilah,saya turut serta dalam acara tersebut,berikut laporan saya:
*Quick note,saya tak dapat menyelesaikannya dalam 1 hari,jadi saya akan menyicil ngepost selama beberapa hari,namun saya akan tetap terus update!

Day One,10-3-2013,Jakarta
Keadaan saat menunggu pesawat di Soekarno-Hatta
 Ini dia,hari yang setelah sekian lama ditunggu akhirnya datang. Hari ini adalah hari keberangkatan saya ke Filipina untuk acara Immersion Program,sungguh tak sabar saya untuk berangkat kesana. Pada pagi hari,semua perlengkapan untuk acara ini sudah saya siapkan,baju-baju sudah saya simpan di koper,bu
ku-buku pelajaran sudah saya siapkan juga,begitu pula dengan uang untuk belanja oleh-oleh disana. Saat sore hari,hati saya makin berdebar... Para guru mengatakan bahwa murid-murid harus tiba di bandara Soekarno-Hatta pada pukul 7,paling telat pukul 8. Karena takut lalu lintas menuju bandara macet,saya beserta keluarga saya pun berangkat pukul 6. Ternyata,jalan menuju bandara tidak terlalu macet,jadi saya sampai di Bandara sekitar pukul 7:15. Sesampai di bandara,saya bingung ingin bertemu dengan teman-teman dimana... Tiba-tiba handphone saya berbunyi,teman saya memberitahu bahwa mereka sedang menunggu di depan suatu restoran,saya pun bergegas pergi ke restoran tersebut. Ternyata benar,beberapa teman saya yang sudah datang berkumpul disitu,begitu pula beberapa guru dan orangtua yang sudah datang. Setelah beberapa lama berbincang di depan restoran tersebut,akhirnya semua murid dan guru sudah datang. Murid dan guru pun mengucapkan salam terakhir kepada orangtua murid masing-masing,ada pula beberapa teman saya yang sempat memeluk kedua orangtuanya... Setelah itu,kami masuk ke Terminal yang sudah ditentukan. Di dalam,para murid sedang diberi makan sedangkan guru-guru dan panitia sedang sibuk mengurusi tiket pesawat. Setelah beberapa lama,akhirnya kami dibawa ke sebuah ruangan dimana tersedia ruang menonton tv dan makanan,disitupun kami menunggu hingga jam keberangkatan pesawat kami yaitu sekitar pukul 00:30 dini hari. Setelah beberapa lama,akhirnya kami mencapai Imigrasi. Setelah itu,kami pun sampai di ruang tunggu,para murid yang belum sempat sholat isya pun sholat isya di musholla ruang tunggu tersebut sambil menunggu pukul 00:30. Beberapa dari kami bahkan menyempatkan diri menonton bola di TV dan juga menonton YouTube karena tersedia Wi-Fi gratis di ruang tersebut. Saat pukul 00:30,kami pun boarding menuju pesawat Cebu Pacific. Di dalam pesawat saya mendapatkan tempat duduk disamping teman saya bernama Karim,dan seorang murid kls 8. Saat ingin lepas landas,pesawat kami sempat berputar-putar di bandara karena mungkin belum diberi sinyal untuk take-off. Saat sudah mengudara,saya pun sempat membeli kopi yang ditawarkan Pramugara di pesawat tersebut. Keinginan saya sih,ingin tetap terbangun hingga sampai disana yaitu sekitar pukul 5-6 pagi. Namun,setelah beberapa kali melihat pemandangan diluar pesawat,saya pun ketiduran.
Tempat pengambilan koper
Setelah Imigrasi
Papan di depan Manila Science
Para penyambut dari Manila Science
Terminal Bandara Manila


Day Two,11-3-2013,Manila

   Ditengah flight,saya terbangun. Ternyata saya terbangun karena suara mesin pesawat yang sangat ribut. Untungnya,saat itu sudah pagi,dan kami sudah hampir mencapai Bandara di Filipina. Saat sampai di Bandara,kami turun dan langsung menuju imigrasi,kami sedikit mengalami gangguan disini,saya tak ingat apakah gangguan itu,yg jelas para murid menunggu hingga pukul 6:45 baru berhasil melewati imigrasi. Setelah itu,kami mengambil koper kami masing-masing di tempat pengambilan. Setelah itu,kami langsung keluar bandara dan menuju ke bis. Di bis,saya sempat memandang jalanan di luar bis,setelah saya perhatikan,Filipina menggunakan jalan dengan jalur kanan,berbeda dengan Indonesia yang menggunakan jalur kiri. Tak hanya di Indonesia,ternyata di Manila jalanannya juga sempat macet,sehingga kami telat saat sampai di Manila Science High School. Di depan Manila Science High School,terpampang papan dengan tulisan,"Mabuhay SMPN 115 Jakarta Students and Teachers" Dalam bahasa Tagalog,"Mabuhay" berarti Selamat Datang. Setelah memasuki gerbang,kami pun disambut beberapa marching band dan tarian dari murid Manila Science. Kami dibawa ke sebuah lapangan berisi murid-murid Manila Science dan kami disediakan kursi di bagian depan untuk duduk. Grup Vokal dari mereka menyanyikan sebuah lagu untuk tamu. Yaitu,lagu kebangsaan mereka,suara mereka sangat bagus. Kata seorang murid disana,grup vokal mereka bagus karena mereka banyak yang mengikuti seperti paduan suara saat mereka ke gereja,jadi bisa menyanyikan lagu dengan suara yang sangat indah. Namun,beberapa saat setelah itu,mereka menyanyikan lagu "Indonesia Raya" sungguh saya kaget dan bangga karena mereka menyanyikan lagu itu. Ekspresi muka mereka seperti bingung karena tidak mengerti cara membaca lirik berbahasa Indonesia tersebut :) Tapi suara mereka tetap bagus! Setelah itu,Wakil Kepala Sekolah SMPN 115 Ibu Citra berpidato dengan singkat sebagai tanda terima kasih Murid dan Guru SMPN 115 karena telah diterima dan dijadikan teman Manila Science High School ini. Selanjutnya,tiap murid diketemukan dengan counterpart masing-masing. Counterpart disini artinya adalah murid teman belajar dari Manila Science yang akan menemani masing-masing murid Indonesia. Saya mendapatkan seorang laki-laki berumur 16 Tahun bernama Paulo. Hebatnya,Ia adalah ketua Student Council(dalam Indonesia berarti OSIS/DPS) di Manila Science tersebut. Pelajaran pertama itu dibagi menjadi dua kelompok,kelompok pertama 25 murid pertama dalam absen,dan sisanya adalah sisa murid di absen. Saya mendapat kelompok 2 bersama murid sekelas saya dan beberapa murid kelas 8. Pelajaran pertama adalah Math,saat saya pikir-pikir, Math akan menjadi gampang kar saena materi yang diajarkan saat di Jakarta masih gampang,jadi ya mungkin disini juga sama seperti itu. Namun,ternyata saya salah. Disini mereka sudah mempelajari Advanced Algebra atau Aljabar yang lebih rumit dari Aljabar biasa. Sebelum mulai pelajaran,sang guru mengambil sebuah kaleng yang berisikan koin-koin Peso(mata uang Filipina) dan murid dari Indonesia harus menebak berapa isi kaleng tersebut. Setelah semuanya telah menjawab,jawaban yang paling dekat adalah jawaban saya,betapa kagetnya saya mendengar pengumuman guru Math tersebut. Well,rahasianya sih sebenarnya dibantu oleh Paulo juga, :) HEHE... Lalu setelah itu,sang guru memberikan saya hadiah. Yaitu,kaleng tersebut,Ia berkata bahwa jadikan lah kaleng itu kenang-kenangan selama kamu di Filipina.... Walaupun agak malu,tapi aku tetap senang.